Mengapa
kamu membuatku seperti ini? Kau membuatku seperti orang yang bodoh. Kamu selalu
membuatku bertanya-tanya pada semua orang tanpa menemukan jawaban yang
sebenarnya. Memang akulah yang salah, aku mencari jawaban tidak langsung kepada
dirimu. Butuh banyak tenaga, pikiran, waktu yang kubutuhkan untuk bisa
mendapatkan jawabanmu. Hanya kata “Ya” dan “Tidak”. Dan dengan itu aku akan
menanyakan bagaimana bisa dan sejak kapan dan mengapa.
Tidakkah
kamu tahu rasa yang kupendam ini begitu menggebu-gebu? Dan kau padamkan begitu
saja tanpa kamu tahu itu. Aku terlalu paham akan dirimu, sehingga aku sok tahu
apa yang sebaiknya aku lakukan. Tapi ternyata itu tidak tepat sama sekali. Aku
merasa kau curangi. Mengapa? Apa kau merasakan hal yang sama?
Sudah
berapa kali aku memintamu untuk berada di depanku dan membicarakan banyak hal
itu? Aku lelah. Aku ingin tahu, sungguh ingin tahu. Rasa ingin tahuku membuatku
benar-benar ingin mati rasanya. Berapa harga waktumu? Akan kubayar walaupun aku
harus berhutang pada siapapun.
Kumohon
jangan membuatku seperti ini
Beritahu
aku apa yang sebenarnya telah terjadi. Aku tak bisa hidup seperti ini. Aku
seperti dihimpit hingga membuat dadaku sesak saat memikirkanmu, tapi mengapa
mata ini tak berhenti menangis? Aku ingin mengehentikannya tapi yang ada itu
semua semakin menjadi-jadi. Tolong aku..!!
Mungkin
lebih dari 4 tahun ini aku simpan semuanya di lubuk hati dan pikiran
teman-temanku bahwa aku sangat menyayangimu. Ketika kau membalas pesanku,
ketika kau menyukai sebuah status di sosial mediaku, ketika kau menatapku,
ketika kau tersenyum padaku. Semuanya, semuanya terekam dengan jelasnya
dibenakku. Aku selalu mencoba yang terbaik saat ulangan, memperoleh nem terbaik
watu ujian sekolah, memperoleh IPK terbaik watu di kampus, merawat tubuhku,
belajar berdandan dan belajar tentang mencari uang. Semua aku lakukan agar aku
terlihat pantas didekatmu. Tentu saja itu sama sekali tidak mudah. Banyak yang
mencela diriku, memandangku sebelah mata.
Tuhan
sangat tahu betapa aku merindukan dirimu. Kau adalah pribadi yang kurindukan
setelah Tuhan, orang tuaku. Apakah kau tidak bertanya pada Tuhan?
Jika
benar inilah waktunya, baiklah. Aku akan berusaha yang terbaik untuk
menyelesaikan perasaanku sendiri. Inilah cinta sendiri yang kurasakan, yang
harusnya kuselesaikan sendiri. Jangan khawatir, aku tak akan mengusikmu lagi.
Tapi jika di masa depan kau ingin aku mengusikmu, aku tak tahu apakah aku masih
ingin mengusikmu lagi atau tidak. Kuharap kau tidak menyesal di masa depan.